Demi memenuhi semangat ketiga anaknya untuk sekolah, seorang ayah asal Desa Bayah Barat, Lebak, Banten, harus rela keliling kampungnya untuk meminta seragam bekas.
Keterbatasan ekonomi membuat Tanto Gunawan, harus menelan malu demi melihat anak-anaknya bisa bersekolah.
Pria yang bermata pencaharian sebagai penambal perahu ini memiliki empat anak, tiga di antaranya sudah masuk bangku sekolah yakni, Bagas Panca Wijaya (16), Teti Nurhayati (9), dan Putri Nurhayati (7).
Meskipun dalam keterbatasan, ketiga anak Tanto sangat bersemangat ingin sekolah.
“Sudah keliling kampung tapi belum dapet juga. Belum ada yang bisa kasih baju seragam untuk anak-anak saya. Seragam bekas pun tidak apa-apa, yang penting masih bisa dipakai,” ucap Tanto.
Saking kekurangannya, bahkan si sulung Bagas terpaksa menggunakan seragam SMP, padahal ia telah duduk di sekolah menengah kejuruan di Bayah. Sama halnya dengan Teti dan Putri, keduanya bahkan harus gantian memakai seragam.
“Pakai baju muslim saja, atau nanti kalau kakak sudah pulang sekolah, bajunya gantian aku pakai,” tutur Tanto menirukan anaknya.
Meski memiliki kondisi fisik yang tidak sempurna pasca kecelakaan, Tanto mengaku tidak menyerah untuk tetap bekerja demi menyekolahkan anak-anaknya.
Meski jasa tambal kapalnya mulai sepi sejak pandemi, Tanto merasa cukup melihat anak-anaknya yang tidak pernah mengeluh meski hidup dalam kesusahan.