Nenek Penjual Rempah Ini Rela Menahan Lapar Supaya Tidak Terusir Lagi dari Kontrakannya

Nenek Penjual Rempah Ini Rela Menahan Lapar Supaya Tidak Terusir Lagi dari Kontrakannya

Konten [Tampil]

Di usia senja nya, Nenek Sapariah harus menjalani kehidupan yang memilukan, ia hidup seorang diri tanpa sanak keluarga. Satu tahun yang lalu nenek hampir tidur di emperan karena tak sanggup membayar kontrakan. Nenek keliling pasar sembari menahan air mata mencari pinjaman.

Alhamdulillah ada orang baik yang mau meminjamkan pinjaman kepada Nenek agar tetap bisa tidur di kontrakan. Kini Sehari-hari nya nenek berusaha menabung untuk bisa membayar hutang dan biaya kontrakan untuk 1 tahun kedepan.

Di usia nya yang menginjak 83 tahun, nenek tak bisa istirahat bersantai. ia harus berjualan bumbu-bumbu masakan di pasar Leksono, dari pagi hingga siang nenek menjajakan jualanya namun sekarang sepi sekali dari pembeli. Akibat dari PPKM ini jarang sekali orang berbelanja di pasar.

Dagangan yang nenek jual pula bukan miliknya, melainkan milik orang lain yang menitipkan dagangannya pada nenek. Jika siang beliau harus setor hasil jualannya, tapi nenek sedih jualannya masih banyak.

“Hari ini nenek tidak dapat upah, dagangan nya masih utuh” ujar nek Sapariah

Setiap hari nenek berjalan dari kontrakan sampai pasar menempuh jarak hingga 2 km. “Sebenarnya nenek capek, tapi tidak dirasa” ujar nek Sapariah

Setiap hari nenek hanya makan nasi megono yang ia beli 2 ribu. Nenek sering tidak sanggup membeli beras, karena nenek wajib menabung 3 ribu dalam sehari.

“Hari ini saja nenek tidak dapat upah, kadang sampai seminggu pasar sepi” ujar nenek.

Jika satu minggu saja nenek tidak bisa menabung nenek sudah sedih, khawatir nantinya kontrakan tidak bisa bayar. Demi bisa menabung , nenek sering memilih untuk berpuasa.

Upah yang didapat nenek tak pasti, karena setiap hari nenek harus menanggung dagangannya yang tak laku sehingga tak bisa setoran. Untuk makan saja kadang harus menghutang.

Baca Juga :

Artikel Rekomendasi :

أحدث أقدم
close